Senin, 26 Maret 2012

Salah Kaprah Alat Kejut Jantung

Ilustrasi :
Mobil ambulans tiba di depan ruang igd, dari dalam mobil seorang pria tua diturunkan lalu dibawa masuk ke dalam ruang igd. Seorang wanita yang turut turun dari ambulans berteriak memohon "dokter tolong selamatkan suami saya, tolong lakukan apa saja".

Segera brankar didorong ke ruang perawatan. Perawat memasang infus, selang oksigen dan EKG, alat rekam jantung. Dokter yang sedang melakukan tindakan resusitasi melihat ke monitor EKG yang menunjukan garis datar, pertanda jantung pasien telah berhenti berdetak. "Siapkan defibrilator" perintah dokter, dan perawat segera membawa defibrilator, alat kejut jantung.

Gel bening dioleskan ke dada pasien. Lalu dokter memberi aba-aba "200 joule, all clear??"
"Clear!!" Jawab para perawat serentak, pertanda tidak ada seorangpun yang menempel ke pasien maupun ranjang pasien. Dan segera selepas itu kedua bilah alat kejut jantung yang berbentuk seperti sepasang setrika ditempelkan dokter ke dada pria tua itu. Pria itu kemudian kejang sejenak lalu lunglai. Monitor EKG masih menunjukan garis datar. Dokter melanjutkan tindakan resusitasinya "360 joule, all clear??" "Clear!!" Lalu pria tua itu dikejutkan untuk kedua kalinya.

Setelah itu semua diam menatap ke monitor EKG. Garis yang muncul masih datar. Harapan selamat seakan sirna. Namun beberapa saat kemudian monitor ekg mengeluarkan bunyi "beep", garis datar itu berubah menunjukan ada aktivitas jantung. Dokter pun menginstruksikan perawat untuk memasukan obat lewat selang infus kemudian meninggalkan ruang tindakan, menemui istri pria tua itu untuk mengabarkan kalau masa kritisnya sudah lewat.
- end of ilustration

Gambaran di atas sering anda lihat pada film maupun sinetron. Yang mungkin membuat takjub, "wah hebat ya disetrum jantungnya bisa hidup lagi", kira-kira begitu pemikiran anda saat melihat adegan seperti ilustrasi di atas. Sehingga teman saya pernah diprotes keluarga pasien karena tidak melakukan tindakan defibrilasi pada pasien henti jantung. "Disetrum dok kaya di film2 itu biar hidup lagi"

Sayangnya manusia bukan frankenstein. Dan alat kejut jantung bukan ditujukan untuk membuat jantung yang berhenti berdetak (monitor ekg menunjukan gari datar) agar bisa kembali berdetak. Banyak orang salah sangka akan fungsi alat ini karena sering melihat gambaran yang salah di media film atau sinetron.

Merujuk ke nama aslinya "Defibrilator" berasal dari dua kata "De" yang berarti menghilangkan, dan "fibrilator" yang berarti getaran. Normalnya jantung manusia berdetak 60-90 kali per menit sehingga dapat memompa darah dengan adekuat jika beraktivitas bisa bertambah cepat hingga 150 kali per menit.

Nah kadang ada kondisi medis yang menyebabkan jantung berdetak sangat cepat, bisa lebih dari 200 kali per menit sehingga jantung tidak lagi memompa melainkan hanya bergetar saja (fibrilasi). Nah dalam keadaan inilah alat defibrilator akan digunakan dokter untuk me"reset" kelistrikan jantung sehingga diharapkan sehabis itu detak jantung kembali normal. Alat defibrilator tidak bisa digunakan pada jantung yang telah berhenti total (monitor ekg menunjukan garis datar) agar bisa kembali berdetak.

Demikian artikel singkat ini, kiranya berguna menambah wawasan kita. Be healthy and smart.

3 komentar:

anonim mengatakan...

betul bgt,,,han :-)

Anonim mengatakan...

top [url=http://www.001casino.com/]free casino bonus[/url] check the latest [url=http://www.realcazinoz.com/]casino online[/url] autonomous no consign hand-out at the chief [url=http://www.baywatchcasino.com/]baywatchcasino
[/url].

PejuangHijrah mengatakan...

izin copas ya, infonya beguna sekali, terima kasih...