Minggu, 29 Agustus 2010

Pulau Saparua Tempat PTTku


Pulau Saparua dari jaman belanda sampai sekarang terkenal penghasil cengkeh dan pala. Untuk sampai di pulau ini dibutuhkan waktu sekitar 1 jam menggunakan kapal cepat dari pulau ambon.

Curah hujan yang tinggi sepanjang tahun membuat orang2 di sini tidak kesulitan menemukan sumber air. Namun hal ini kadang-kadang bikin stress istri soalnya jemuran lama kering jadi bau apek.

Listrik sudah ada sejak tahun 80an disini, awalnya hanya 12jam saja dari jam 6 sore sampai 6 pagi. Kalau waktu kecil masih ingat tuh jam 6 kalau lampu nyala langsung mesti nyalain pompa air dulu. Tapi sekarang listrik sudah berjalan 24jam penuh, hanya kalau hujan deras sudah pasti bakal byar pet :(

Saya sendiri bertugas di puskesmas jazirah tenggara sudah 3bulan. Perjalanan ke puskesmas sekitar 15menit naik sepeda motor dari rumah. Saya berusaha memberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat disini secara maksimal walaupun terbentur dengan keterbatasan sarana prasarana. Jangan harap menemukan mesin USG atau EKG atau sarana diagnostik canggih lainnya.

Kadang pula jika pasien bayi berobat, harus diingatkan kalau obat puyer yang diberikan itu buat bayinya yang minum. Masih banyak ibu berpendapat kalau bayinya sakit ia saja yang minum obat, tokh akan tersalur lewat air susu.

Apa enaknya tinggal di daerah terpencil? Banyak koq. Disini menimati udara segar tanpa polusi gratis. Mau main ke pantai gratis, dekat pula cukup 5 menit jalan kaki dari rumah. Makan ikan segar dan murah wah tiada bandingannya disini. Trus jadi sering makan duren, kelapa muda, langsa gratis pemberian masyarakat.

Heum tapi kadang-kadang rindu juga sama hiruk pikuk jakarta, terutama istri (rindu jalan-jalan di mall). Jadi kalau sudah sebulanan gitu ya main dulu sebentar ke kota ambon barang sehari dua hari sekalian ambil gaji ptt, wisata kuliner, belanja bulanan di supermarket, nyari bacaan baru di gramedia.

1 komentar:

bisnis tiket pesawat mengatakan...

bagus juga pulaunya,masih alami, aroma pedesaan yang kental..