Senin, 05 Mei 2008

Aborsi

today @ Poli dr.Reza ada ibu yang mau mengugurkan kandungannya. ini adalah anak keempat ibu tsb. alasan mau digugurin adalah karena ia tidak mau lagi punya anak autis. anak keduanya menderita autis dan dia merasa sudah kewalahan mengasuh anaknya, usia kandungannya sudah 6 minggu. dr. Reza menolak untuk melakukan aborsi. Ibu itu ditemani seorang bidan. Sang ibu bersikeras untuk menggugurkan janinnya, but dr.reza tetep keuhkeuh. Bidan itu akhirnya bilang "sudah deh dok dikasih obat saja gitu" jawab dr. Reza "ya saya kasih obat ya, tapi vitamin, folavit biar janin ibu bertumbuh baik, lalu ibu jangan berteman dengan orang yang menyesatkan seperti ini " jawab dr. Reza sambil melirik ke bidan tsb.

miris banget yah kalau ada ibu yang menolak anak yang diberikan Tuhan kepadanya. Saat orang lain lagi susah susah mau dapat anak, yang dapat malah mau dibuang. mesti nantinya mau autis atau mau jadi apa yah itu urusan nanti. kalau nanti ternyata anaknya ga autis tapi sudah terlanjur digugurin gimana?

Minggu, 04 Mei 2008

Anamnesa yang bikin bingung

Malam sabtu kemarin, kembali lagi jaga malam di RSSM, aku jaga bertiga dengan Ritfa dan Nina. Nina bertugas di poliklinik lantai 4, ada praktik dokter Adi dan Reza malam itu. Aku dan Ritfa nongkrong di RUang bersalin lantai 2, membalans pasien (ngechek input dan output cairan ibu2 yang selesai caesar), mengganti botol infus yang sudah habis dan menjawab bel panggilan pasien di bangsal sampai kahirnya dimulai serangan PB (pasien baru) yang datang atas rujukan bidan dengan indikasi untuk di SC (seksio cesarea). Mula2 datang pasien dokter Rudy lalu disusul pasien dokter Reza. Aku dan Ritfa pun turun ke IGD untuk membuat memeriksa pasien lalu membuat status (menulis hasil pemeriksaan di Rekam medis pasien) PB lalu mendorong brankar mereka masuk ruang operasi (OK). Saat kami sedang di ruang OK datang lagi satu pasien dokter Rudy di IGD. Untung poliklinik sudah selesai dan Nina segera turun ke IGD mengerjakan status PB itu. Saat brankar pasien didorong masuk 2 SC sudah selesai lalu waktu aku bertemu Nina, dia tampak bingung karena status pasien belum selesai dibuat sementara operasi sudah mau mulai jadi Nina tidak jadi ikut asistensi SC karena balum buat status. Akhirnya aku yang maju menjadi asistensi SC pasiennya nina itu.

Selesai SC nina pun menceritakan kalau dia terlambat membuat Status karena binggung mau bagaimana menuliskan anamnesa(wawancara) pasiennya. berikut cuplikan anamnesa nina dengan pasiennya, Nyonya L.
Nina (N) : apa keluhan ibu?
Ny. L : saya mules dari kemarin tapi tidak ada pembukaan kata bu bidan dok.
N : ini kehamilan keberapa ibu?
Ny. L : kehamilan ke dua.
N : pernah keguguran bu?
Ny. L : keguguran sih gak pernah, tapi kalau digugurin ya pernah (jawab si ibu dengan polos)
N : (sedikit shock) yang digugurin anak ke berapa bu?
Ny. L : yang ketiga
N : (sedikit bingung) bu tadi katanya hamil yang kedua tapi koq yang digugurin anak ke tiga?
Ny. L : ya sekarang kan hamil kedua dari suami kedua saya, yang digugurin itu anak dari suami pertama saya.
N : Ow (sedikit maklum) kenapa digugurin bu?
NY. L: Habis waktu itu saya baru pisah dengan suami pertama saya, saya takut disangka selingkuh sama suami kedua saya jadi saya gugurin.
N : lalu anak yang pertama ibu lahirin cowok apa cewek bu?
Ny. L : cowok.
N : beratnya waktu lahir berapa bu?
Ny. L : wah lahirnya di kampung waktu itu, kaga ada timbangan dok.
N : kalau begitu usianya anaka ibu yang pertama sekarang berapa tahun?
Ny. L : Mana saya tahu dok!
N : Lho itu anak ibu kan, masa kaga tahu? (mulai bingung)
Ny. L : Yang lahirin emang saya cuman sekarang kan dia ikut bapaknya jadi saya nggak tahu lagi.
N : ???????????